Kritik dan saran boleh dikirim ke email di bawah ini:

------------------- Saran dan Kritik : ------------------- Kirim ke: hkbpmetani@yahoo.com ------------------- Kirim ke: hkbpmetani@yahoo.com ------------------- Kirim ke: hkbpmetani@yahoo.com ---------------------- Kirim ke: hkbpmetani@yahoo.com ------------------- Kirim ke: hkbpmetani@yahoo.com ---------------------- Kirim ke: hkbpmetani@yahoo.com ------------------- Kirim ke: hkbpmetani@yahoo.com ------------------- Kirim ke: hkbpmetani@yahoo.com ----------------------

Minggu, 19 Juni 2011

Renungan Minggu, Yesaya 6 : 1 - 13

Tidak ada Manusia yang sempurna, semua ada kekurangannya dan juga ada kelebihannya, seperti didalam Roma 3:23. Paulus mengatakan bahwa semua manusia telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah tetapi hanya karena kasih karunia Tuhan manusia diselamatkan. Allah tidak mau kalau manusia tetap melakukan kejahatan tetapi bagaimana supaya manusia menyadari dosanya

Panggilan nabi Yesaya sewaktu pemerintahan Raja Usia. Keadaan Yehuda damai dan makmur secara materi, tetapi kelakukan mereka jahat, hatinya yang keras, telinganya tuli dan tidak mau mendengarkan Firman Tuhan. Dalam keadaan seperti itu Tuhan memanggil Yesaya jadi nabi untuk mengubah situasi. Yesaya dipilih Tuhan pada waktu dia mengikuti acara persembahan bakaran (korban bakaran) yang dilaksanakan oleh imam. Yesaya merasakan kehadiran Tuhan dalam acara tersebut kemudian Yesaya melihat Allah secara simbolis (kesucian dan kemulianNYA) terlebih Yesaya mendengar suara seraphim menyayi memuji Tuhan dengan bersahut-sahutan: kudus, kudus, kuduslah! Tuhan maka kuasa kuduslah dia seluruh bumi penuh dengan kemulianNYA; itu menandakan bahwa Allah hadir dalam acara tersebut.

Dalam penglihatan itu Yesaya menyadari siapa dirinya. Allah yang kudus, tapi dirinya adalah berdosa, juga kata-kata yang keluar dari mulutnya selalu kata-kata yang tidak berkenan bagi Allah oleh karena itu Yesaya menjadi ketakutan karena berjumpa dengan Allah yang kudus. “Celakalah aku, aku binasa, sebab aku ini adalah orang yang najis bibir, aku tinggal ditengah-tengah bangsa yang najis bibir namun mataku melihat Sang Raja yakni Tuhan semesta alam” Ketakutannya karena dia menyadari siapa dirinya dihadapan Allah, dia hanya orang berdosa yang tidak layak dihadapan Tuhan.

Dalam hal Yesaya menyadari siapa dirinya justru disitu Allah bekerja untuk menguduskannya. Allah melalui seraphim menyatakan inisiatifnya untuk menguduskan Yesaya menjadi satu lambang bahwa Allah telah mengampuni dosa-dosanya. Bara api telah membakar semua dosa-dosanya sehingga yesus telah dikuduskan.


Sejak itu, Yesaya penuh sukacita. Orang yang telah menyadari dosa-dosanya dan mengakukannya dihadapan Allah dia akan diampuni oleh Tuhan dan hidupnya akan menjadi tenang. Kemudian Tuhan menyerahkan satu tugas kepada Yesaya. Kata Tuhan: Siapakah yang akan kuutus dan siapakah yang mau pergi untuk aku? Maka sahut Yesaya, “Ini aku utuslah aku”. Panggilan Tuhan kepada Yesaya memberi kekuatan baru untuk menyampaikan berita hukuman kepada bangsanya. Hukuman yang disampaikan oleh Tuhan melalui nabi Yesaya kepada bangsaNya ada rencana Tuhan yang tersembunyi sebagaimana Yesaya menyadari disa-dosanya demikian juga Tuhan mengharapkan agar bangsanya juga sadar akan dosa-dosanya. Tuhan menginginkan bagi orang-orang yang sadar akan dosa-dosanya dan mengaku dosa-dosanya dihadapan Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar