Kritik dan saran boleh dikirim ke email di bawah ini:

------------------- Saran dan Kritik : ------------------- Kirim ke: hkbpmetani@yahoo.com ------------------- Kirim ke: hkbpmetani@yahoo.com ------------------- Kirim ke: hkbpmetani@yahoo.com ---------------------- Kirim ke: hkbpmetani@yahoo.com ------------------- Kirim ke: hkbpmetani@yahoo.com ---------------------- Kirim ke: hkbpmetani@yahoo.com ------------------- Kirim ke: hkbpmetani@yahoo.com ------------------- Kirim ke: hkbpmetani@yahoo.com ----------------------

Minggu, 08 Januari 2012

Markus 1 : 4 - 11 (terjemahan Impola)

Pengantar
Kita sudah memasuki minggu Epiphanias yaitu Minggu pernyataan (manifestasi) kedatangan Yesus Kristus. Epiphani ini dirayakan oleh sebagian orang Kristen (gereja Timur) setiap tanggal 6 Januari, sebagai ganti perayaan kelahiran Yesus Kristus (Natal) yang dirayakan oleh orang Kristen yang berasal dari Eropa. Epiphanias berarti menampilkan, menjadi kelihatan, tampil. Artinya, dalam minggu epiphany adalah saat dimana kehadiran Yesus Kristus ditampilkan ke khalayak ramai, khususnya penduduk Yudea dan Yerusalem pada masa itu.
Apa yang ingin dinyatakan oleh minggu Epiphanias ini kepada kita, mari kita simak nats Evangelium minggu ini yaitu Markus 1:4-11.


Penjelasan Nats
• Sebelumnya dalam Ay. 1 dikatakan “Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah”, menunjukkan bahwa penulis injil Markus ini memfokuskan nats tentang awal injil Kristus (dalam Injil Matius dimulai dengan silsilah Yesus).
• Dalam Ay 2-8, dijelaskan bagaimana awal mula berita injil itu, yaitu tentang Yohanes Pembaptis yang mempunyai tugas untuk mempersiapkan/merintis jalan bagi Yesus sang Mesias yang datang ke tengah-tengah bangsa Israel pada masa itu. Yohanes terlebih dahulu memperkenalkan dirinya kepada orang-orang di sekitarnya (ay.2-3), yaitu sebagai utusan Tuhan untuk mendahului Kristus, merintis jalan bagi Yesus, dia adalah suara yang berseru-seru: "Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita” (Yes 40:3; Mal. 3:1). Yang paling penting dari tugas Yohanes pembaptis adalah mempersiapkan hati dan pikiran orang-orang yang akan menerima kedatangan Mesias. Melalui seruannya di padang gurun, dengan suara yang tegas, Yohanes pembaptis menyampaikan Undangan kepada bangsa Israel untuk menyambut kedatangan Mesias dengan pertobatan. Itulah syarat utama yang disampaikan Yohanes pembaptis kepada semua penduduk Yudea : “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu." (Ay.4). Tidak ada syarat yang lain selain pertobatan (metanoia). Metanoia tidak hanya sebatas perubahan pikiran, tetapi juga harus dibarengi dengan perubahan dalam tindakan, perilaku dan perbuatan. Itulah yang yang diminta oleh Yohanes pembaptis untuk dilakukan orang banyak dalam menyambut kedatangan Mesias.
• Seruan Yohanes pembaptis ini ternyata sangat menarik perhatian orang banyak, terbukti dengan datangnya orang-orang dari seluruh daerah Yudea dan semua penduduk Yerusalem, untuk mengaku dosa mereka dan dibaptis di sungai Yordan (Ay. 5). Mereka datang dengan kesadaran sendiri tanpa tekanan atau paksaan dari siapapun, mereka dengan suka rela memberi diri mereka dibaptis di sungai Yordan. Demikianlah ritual baptisan yang dilakukan Yohanes pembaptis, dalam bhs Yunani disebut “baptizomai” artinya memandikan/membasuh, namun dalam alkitab bahasa Yunani kata “baptizomai” berarti membenamkan atau menyelamkan. Setelah seseorang mengaku dosanya di hadapan Yohanes pembaptis, maka orang itu dibenamkan sebentar dalam air sebagai symbol bahwa dosanya sudah dihapuskan. Namun bukan berarti bahwa kita menyatakan bahwa cara baptis seperti inilah yang benar, sebab dalam Alkitab banyak ragam cara tentang baptisan, namun pada dasarnya memiliki tujuan dan makna yang sama yaitu pertobatan dan pengampunan dosa dari Tuhan. Rasul Petrus juga mengajak para pendengarnya untuk dibaptis : "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus” ( Kis. 2:38). Rasul Pilipus juga membaptis seorang pejabat (sida-sida) dari Etiopia (Kis 8:36-38). Ada lagi baptisan yang diberikan dengan syarat iman sebagaiman tertulis dalam Gal. 3:14 : "Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu". Timbullah pemikiran apakah anak-anak boleh dibaptis, sementara mereka belum bisa menyatakan imannya? Namun Alkitab juga mencatat ada satu keluarga dibaptis (termasuk anak-anak) dalam Kisah Rasul 16 : 15+33. Sampai saat ini perdebatan tentang cara baptisan tidak pernah berhenti, namun nats ini mengatakan bahwa baptisan adalah tanda pertobatan dan pengampunan dosa, tidak ada yang menentang hal itu.

• Dalam ay. 9, kita lihat bahwa bukan hanya orang banyak yang datang kepada Yohanes pembaptis di sungai Yordan, tetapi ditengah-tengan mereka juga hadir Yesus yang siap untuk dibaptis. Namun Yohanes telah mengetahui hal itu sehingga dia berkata : "Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus." (Ay. 7-8). Dalam injil Matius dikatakan bahwa sebenarnya Yohanes pembaptis menolak untuk membaptis Yesus, namun atas desakan Yesus akhirnya dia pun bersedia membaptisNya, dan menyaksikan bahwa : “Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya. Lalu terdengarlah suara dari sorga: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan” (ay. 10-11). Yesus datang untuk dibaptis bukan karena dia butuh pengampunan dosa, tetapi adalah untuk menyatakan bahwa Ia sudah hadir di tengah-tengah manusia, dan Ia datang untuk menyelamatkan manusia dari belenggu dosa (Luk 5:32).
Renungan
• Banyak perubahan yang membawa pembaharuan di sekitar kita dan juga kepada pribadi kita, namun perubahan itu hanyalah perubahan fisik semata, yaitu oerubahan politik, ekonomi, penguasa, budaya, dll. Kadang-kadang perubahan itu dilakukan secara terpaksa, bahkan ada yang melalui kekerasan dan tekanan. Tetapi bukan perubahan seperti itu yang diinginkan Yohanes Pembaptis, terlebih dahulu dia menunjukkan dirinya dalam kesederhanaan (ay. 6). Khotbahnya tidak bernuansa politis, tetapi murni seruan pertobatan. Tugasnya untuk merintis jalan bagi Mesias dilakukan dengan tulus, tanpa tendensi apapun. Demikianlah kiranya kita, melakukan tugas pelayanan kita masing-masing dengan tujuan yang murni dan tulus, tanpa tendensi macam-macam, tetapi semata-mata hanya untuk kemuliaan Tuhan.
• Banyak perubahan yang terjadi dalam dunia ini, tetapi hanya satu yang diminta Yohanes pembaptis yaitu perubahan pribadi seutuhnya, yang didorong oleh keinginan sendiri tanpa paksaan, tetapi dari pikiran sendiri yaitu perubahan karena kesetiaan kepada Yesus Kristus, Anak Allah. Perubahan yang timbul karena kita mengasihi Allah.
• Untuk melakukan perubahan, kita harus mulai dari hal-hal kecil, mis : kebersihan lingkungan, rumah dan gereja kita, kesadaran pelestarian lingkungan hidup di sekitar rumah dan gereja kita, membuang sampah pada tempatnya. Memang hal-hal tersebut terkesan kecil dan sepele, tetapi mulai dari hal itulah kita di latih untuk melakukan perubahan pikiran, tindakan dan perilaku yang lebih besar. Perubahan perilaku dari yang sebelumnya tidak peduli kebersihan menjadi peduli kebersihan, dari yang sebelumnya tidak peduli lingkungan menjadi peduli lingkungan. Melalui itu kita akan mengalami perubahan yang komprehensif menuju pertobatan yang lebih besar (metanoia).

Truzz......